Kesan pertama saat mulai kuliah di Fakultas Teknik Informatika Unindra adalah gw sadar
bahwa gw diajar oleh dosen-dosen berkualitas, berilmu, dan berskill
mengajar yang baik. Bukan sekedar gelar dan almamater luar negeri aja,
tapi mereka memang asli berwawasan luas, menguasai bidang ilmu mereka,
dan nggak pelit membagi ilmu mereka. Approach mereka ke mahasiswa juga
bagus. Orientasi mengajar mereka benar-benar supaya mahasiswa mengerti.
Beberapa dosen memakai kata “kamu” kepada mahasiswa, bukan kalian. Ini
membuat kesan lebih pribadi dan “gaul” gitu. Hehe. Pokoknya gw ngerasa
enak banget sama cara ngajar dosen-dosen Unindra. Memang sih ada juga dosen
yang agak kurang memuaskan cara ngajarnya, tapi bisa dibilang not bad
lah, dan yang pasti banyak dosen-dosen muda, ngebuat gue ga ngerasa canggung buat nanya, tuker fikiran, sampai menanyakan solusi-solusi kerjaan dikantor :p , tapi jangan dianggap remeh loh walaupun masih muda.
Lain soal belajar mengajar, lain soal tugas nih. Perilaku dosen Unindra
dalam memberikan tugas kepada mahasiswa yang sudah bekerja ini awalnya
gw definisikan sebagai perilaku tidak manusiawi. Walaupun begitu, gw
tetap excited sih saat mengerjakannya. Kenapa? Karena arahan dan tujuan
tugas-tugas itu jelas sih menurut gw, yaitu melatih kita mencari data,
menganalisis dan menerapkan teori ke dalam aplikasi di dunia riil. Yang
bikin susah sebenarnya bukan di materi tugasnya itu, tetapi pada
pembagian tugas antar anggota kelompok. Penting banget bagi kita untuk
menjadi anggota kelompok yang bertanggung jawab. Kita semua kerja, ya
benar, tapi kita juga mahasiswa, kalau kerjaan lembur, ya tetap
alokasikan waktu untuk kerjakan tugas kelompok. Itu gw namakan perilaku
tidak egois. Untungnya, dosen Unindra cukup manusiawi dan apresiatif dalam
memberi nilai tugas. Terima kasih Bapak dan Ibu dosen :D
Belajar mengajar udah, tugas udah, lanjutnya apa ya? Ujian dong
tentunya! Satu kata yang sering menjadi momok ini selalu
“dinanti-nantikan” oleh segenap mahasiswa Unindra. Pertama, di Unindra tidak
terlalu banyak kisi-kisi beredar sehingga gw harus belajar mengandalkan
insting kira-kira materi mana yang banyak keluar di ujian. Kedua, ada
batasan waktu terlambat datang ujian yaitu 15 menit. dan ini yang menurut gue gak enaknya ambil kuliah sore, waktu belajar yang sangat sempit karena sekitar 8
jam dalam sehari kami habiskan di kantor. Strategi mengatur waktu
menjadi poin paling penting demi balance sukses di dunia kerja dan
perkuliahan. Dan strategi paling ampuh makin dibutuhkan saat masa-masa
ujian. Akibatnya, waktu weekend yang biasa full digunakan untuk santai
atau menikmati aktivitas lainnya, “dikorbankan” untuk membaca dan
mempelajari materi kuliah untuk persiapan ujian. That’s what I call
sacrifice and hard work. Demi hasil yang manis, jalani proses yang
pahit-pahit tak apalah. :D
Bagian terpenting dari menjalani kerja sambil kuliah adalah menikmati
masa-masa itu, di mana waktu terasa begitu cepat berlalu dan nyaris
pikiran selalui terbebani dengan tugas ini, tugas itu, tiba-tiba udah
mau ujian, dan belum lagi urusan kerjaan, dan urusan lainnya. Kalau
nggak dinikmati, pasti deh kita stress dan ngedumel aja, Nah, saat ini
gw sedang berjuang untuk enjoy dan berkeyakinan bahwa semuanya pasti
bisa dijalani dengan baik, kalau kita kerjakan satu per satu dengan
tekun dan sabar.
Perjalanan gw masih panjang di sini. Gw akan berjuang bertahan di
kampus yang kata orang “bikin cape” ini. Hitung-hitung berakit-rakit ke
hulu, berenang-renang ke tepian lah. Saat sudah lulus dan menjadi Rizky Faisal, S.kom nanti yang ada pasti hanyalah ucapan syukur bukan
uneg-uneg lagi, sama seperti ibu yang melupakan segala sakit yang
diderita selama mengandung dan melahirkan tepat sesudah ia melihat wujud
sang bayi yang ia lahirkan..
0 comment:
Posting Komentar